Tinjauan ekonomi Kabupaten Manokwari

PROFIL KABUPATEN MANOKWARI

Kabupaten Manokwari adalah salah satu kabupaten di Provinsi Papua Barat, Indonesia.Ibukota kabupaten ini terletak di Kota Manokwari. Berdasarkan data dari BPS Maret 2009, daerah provinsi Papua Barat merupakan daerah yang memiliki Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan tertinggi di Indonesia. Berikut ini akan dijelaskan kondisi umum serta potensi SDA yang dimiliki.


KONDISI UMUM

Kabupaten Manokwari terletak pada 0015’ – 3025’ Lintang Selatan dan 132035’ – 134045’ Bujur Timur, dengan luas wilayah 14.676 km2, dengan batas-batas :

Utara : Samudera Pasifik

Selatan : Kab. Tlk Bintuni

Barat : Kab. Sorong Selatan

Timur : Kab. Tlk Wondama

Terdiri Dari 29 Distrik, 9 Kelurahan Dan 409 Kampung.

Wilayah mencakup wilayah laut, dataran dengan topografi wilayah datar, bergelombang hingga bergunung dengan iklim tropis suhu udara berkisar antara 26,4 °C sampai 31,9 °C.








Wilayah Administrasi

Secara administrasi pemerintahan, Kabupaten Manokwari (sebelum pemekaran) terbagi dalam 17 Kecamatan, dengan Manokwari sebagai Ibukota kabupaten. Dari 17 kecamatan yang ada, 10 berada di daerah pegunungan, selebihnya berada di dataran dan daerah pantai.


Iklim

Kabupaten Manokwari mempunyai iklim tropis basah dengan suhu udara minimum 21,50C dan suhu maksimum 33,1ÂșC. Suhu maksimum terjadi pada bulan Januari dan Maret, sedangkan suhu minimum terjadi pada bulan Agustus dan November. Curah hujan cukup tinggi yaitu 2.283 mm/tahun. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret dan terendah terjadi pada bulan Juli. Untuk jumlah hari hujan, hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Juni & Oktober, dan hari hujan terkecil terjadi pada bulan Desember.


Penduduk

Penduduk Kabupaten Manokwari hingga tahun 2004 berjumlah 209.308 jiwa dengan kepadatan 4 jiwa/km2. Laju pertumbuhan penduduk 3,8% per tahun. Penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Manokwari (33,04%) dan sisanya tersebar di 16 Kecamatan lainnya. Suku asli yang mendiami Kabupaten Manokwari adalah suku besar Arfak, suku Wamesa, suku Samuri, Sebyar, Irarutu dan Numfor Doreri. Selain itu terdapat suku pendatang asal Papua seperti Serui, Biak, Waropen serta beberapa suku dari luar Papua. Berdasarkan agama 69,32 % beragama Kristen Protestan, 25,01 % Islam, 5,37 % Kristen Katolik, 0,22 % Hindu dan 0,09 % Budha.

Tingkat Pertumbuhan Ekonomi 9,90 %, PDRB per Kapita Rp. 9.943.060 (PDRB 2008) Pertumbuhan Ekonomi didominasi oleh Sektor Pertanian 32,72 %, Jasa 17,06 %, Bangunan 17,80 %, Perdagangan 15,21 %, sedangkan pertambangan 1,51 %.


Topografi

Kabupaten Manokwari memiliki topografi dari wilayah datar hingga bergelombang (bergunung). Hampir 1.446 km2 (3,8%) wilayahnya memiliki kemiringan 0 – 25% (datar), selebihnya (80%) wilayahnya memiliki kemiringan lebih dari 25% (bergelombang). Daerah datar umumnya tersebar di beberapa kawasan pada Kecamatan Babo, Bintuni, Merdey, Ransiki, Warmare, Prafi, Masni dan Amberbaken.


Struktur Tanah

Secara umum struktur tanah di Kabupaten Manokwari terdiri dari jenis alluvial (18,70%), mediterania (2,44%), podsolid merah kuning (10,41%), podsolid coklat keabuan (7,57%), tanah utama/complex of soil (49,21%), latosol (4,49%) dan organosol (7,17%). Sedangkan jenis tanah yang ada secara umum terdiri dari tanah kapur kemerahaan, tanah endapan alluvial dan tanah alluvial muda. Kedalaman efektif tanah secara umum di Kabupaten Manokwari rata-rata di atas 25 cm. Kedalaman ini hampir merata di seluruh wilayah kecamatan kecuali di wilayah pegunungan kapur.


Hidrologi

Kondisi hidrologi di Kabupaten Manokwari diperlihatkan dalam pola aliran sungai. Sungai-sungai yang ada pada umumnya bermuara ke Samudra Pasifik, Teluk Cenderawasih, Teluk Bintuni dan Teluk Wandamen. Sungai terpanjang adalah sungai Sebyar yang terdapat di Kecamatan Bintuni dan bermuara di Teluk Bintuni. Sungai-sungai besar yang ada sebagian besar dapat dimanfaatkan sebagai prasarana transportasi air (Kecamatan Bintuni dan Babo) dan sebagian lagi digunakan sebagai sumber air bersih untuk kebutuhan hidup penduduk sehari-hari.




POTENSI SDA

SDA di Kab. Manokwari ada yang sudah diketahui volume cadangan berdasarkan penelitian tetapi masih terdapat SDA yang baru diduga potensinya. Sumber Informasi potensi di dapat melalui Kanwil Pertambangan Provinsi Irian Jaya yang dikutip pada Buku Data Dasar Perencanaan Kab. Manokwari Tahun 1998, Profil Kabupaten Manokwari Tahun 2002 dan Laporan Hasil Survey Direktorat Sumber Daya Mineral Tahun 2006.

Potensi SDA sebagai berikut :







POTENSI PERTAMBANGAN

1. Wilayah Amberbaken menghasilkan emas, timah hitam, seng, tembaga

2. Daerah Ransiki berpotensi menghasilkan batu gamping, granit, timah putih

3. Daerah Oransbari berpotensi menghasilkan batu gamping

4. Daerah Manokwari Selatan berpotensi menghasilkan lempung, batu gamping

5. Daerah Warmare berpotensi menghasilkanbatu gamping

6. Daerah Kebar berpotensi menghasilkan timah putih

7. Daerah Isim berpotensi menghasilkan batu bara

8. Daerah Anggi berpotensi menghasilkan timah putih, seng, tembaga, dan granit


POTENSI PERTANIAN

Potensi yang dimiliki dalam bidang pertanian adalah ± 89.500 ha, terdapat di :

  1. Dataran Isim, seluas 30.000 Ha terletak sekitar 125 km di selatan Kota Manokwari, dapat dijangkau lewat jalan darat. Kondisi topografi relative bergelombang ringan (0-25%), jenis tanah podsolik merah kuning.
  1. Dataran Ransiki seluas 4.500 Ha, Terletak di Selatan Kota Manokwari, berjarak sekitar 118 Km, dapat dijangkau lewat jalan darat. Kondisi topografinya relative berge-lombang ringan (0-25%) jenis tanah podsolik merah kuning.
  2. Dataran Kebar, seluas 15.000 Ha terletak sekitar 290 km di Barat Kota Manokwari, dapat dijangkau lewat jalan darat. Kondisi topografi relative bergelombang ringan (0-25%), jenis tanah podsolik coklat kelabu. Areal ini cocok untuk pengembangan ternak sapi

Jenis Tanaman yang berpotensi ditanam yaitu :

1. Kelapa sawit : lokasi penanaman di dataran prafi, Ransiki, Sururey, Amberbaken,

Masni

2. Kakao : lokasi penanaman di Prafi, Masni, Amberbaken, Ransiki, Sururey

3. Kopi : lokasi penanaman di Kebar dan Minyambouw







POTENSI PERIKANAN

Di dominasi oleh perikanan tangkap atau ikan laut, sedangkan ikan budidaya atau air tawar masih mengandalkan hasil tangkapan dari sungai dan untuk budidaya kolam sudah mulai dikembangkan di beberapa distrik. Hasil tangkapan laut untuk daerah pemasaran masih antar pulau yaitu Makassar, Denpasar dan Jakarta.

Jenis hasil tangkapan yang berpotensi :

1. Cakalang : lokasi penangkapan di Manokwari, Oransbari, Ransiki, Masni

2. Ikan Pelagis : lokasi penangkapan di Amberbaken

3. Teripang : lokasi penangkapan di Oransbari, Manokwari, Ransiki

4. Udang, Pea-pea: lokasi penangkapan di Oransbari, Ransiki



POTENSI PARIWISATA

Wisata alam, budaya, sejarah maupun wisata rohani. Salah satu wisata yang sangat terkenal di Manokwari yaitu wisata religius di pulau Mansinam yang dikenal sebagai tempat pertama masuknya Injil di Tanah Papua.

Daerah Kawasan objek wisata :

1. Pantai Kaironi Sidey (suaka margasatwa, habitat penyu belimbing)

2. Pantai Masni, Nuni, Mupi, dan Maruni

3. Pantai Pasir Putih dan Bakaro

4. Pulau Mansinam (monumen masuknya injil di Irian jaya tahun 1855)

5. Pantai Mubrani (suaka margasatwa, habitat penyu belimbing dan penyu hijau)

6. Taman wisata dan monumen Jepang goa meja

7. Pantai Amban (pantai alam dan habitat penyu)

8. Goa Alam, Danau Anggi giji, peg. Kobrey, rumah kaki seribu(modok aksa)

9. Pegunungan Taman Sii (cagar alam, satwa, dan sumber air panas, panorama alam)

Dengan adanya potensi-potensi SDA yang dimiliki oleh kabupaten Manokwari, Tingkat Pertumbuhan Ekonomi daerah ini akan dapat meningkat secara berkala jika semua potensi yang dimiliki dapat dikelola dengan baik. Berikut ini akan dijelaskan tentang peluang dan kendala yang dihadapi serta solusi untuk meningkatkan potensi-potensi yang ada.






Tinjauan ekonomi Kabupaten Manokwari

Berdasarkan peluang dan kendala dalam mengembangkan potensi-potensi yang ada maka dapat disimpulkan solusinya adalah dengan meningkatkan kualitas SDM, tertutama masyarakat yang ada di kabupaten tersebut dengan cara memberikan pendidikan yang layak. Daerah Kabupaten Manokwari sangatlah berpotensi untuk tempat berinvestasi yang besar karena didukung oleh SDAnya. Oleh karena itu pemerintah juga sangat berperan dalam membangun sarana dan prasarana sehingga dapat mempermudahkan dalam mengelola potensi yang ada dan dapat menarik minat para investor.







Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa peranan sektor pertanian masih sangat dominan, dimana pada tahun 2008 sektor pertanian masih memiliki andil yang cukup besar dalam pembentukan PDRB kab. Manokwari. Dari tahun 2006 sampai tahun 2008 sektor pertanian mengalami penurunan. Hal ini dikarena adanya kendala-kendala primitif yang telah dijelaskan pada bagan sebelumnya. Sehingga diperlukan pembinaan khusus dan penyuluhan kepada masyarakat setempat dalam bercocok tanam yang baik. Untuk sektor-sektor yang mengikuti dibawahnya adalah sektor bangunan, jasa-jasa, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Dan sektor-sektor dibawahnya hanya memberikan andil rata-rata dibawah 10%. Mengingat dominannya peranan sektor-sektor ini dalam pembentukan PDRB kabupaten Manokwari, maka perubahan sedikit saja yang terjadi pada sektor tersebut pengaruhnya akan cukup terasa terhadap pembentukan PDRB secara keseluruhan.

Dapat disimpulkan bahwa untuk terus meningkatkan PDRB, pemerintah harus terus mengembangkan potensi disegala sektor agar pertumbuhan ekonomi menjadi meningkat dan masyarakat setempat dapat hidup sejahtera.




Sumber :

http://www.manokwarikab.go.id/

www.KapetBiak.com

http://www.manokwarikab.go.id/dmdocuments/rtrw/bab9rtrw.pdf

http://www.manokwarikab.go.id/index.php?option=com_docman&task=doc_download&gid=83&Itemid=104


No Response to "Tinjauan ekonomi Kabupaten Manokwari"

Posting Komentar

Photo Gallery